Indonesia patut berbangga karena memiliki salah satu warisan dunia yang diakui UNESCO, yakni candi terbesar di dunia, Candi Borobudur. Tempat ibadah umat Buddha pada jaman Kerjaan Syailendra ini terletak di Magelang, Jawa Tengah dan menjadi destinasi utama wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Sebagai penghuni pulau Jawa, tentu kamu sudah pernah mengunjungi Candi Borobudur ini. Tapi apakah kamu sudah tahu fakta-fakta unik Candi Borobudur yang membutuhkan 92 tahun untuk selesai dibangun berikut?
Candi Borobudur dibangun di tengah danau
Candi Borobudur ini awalnya dibangun di tengah danau, sehingga sering juga dijadikan lambang bunga teratai yang mengapung di permukaan danau. Tidak banyak orang yang tahu karena saat ini Candi Borobudur tidak lagi berada di tengah danau, melainkan di tengah daratan. Danau tersebut berubah menjadi daratan akibat letusan gunung berapi dan gempa bumi.
Jam raksasa penanda waktu
Candi Borobudur memiliki banyak stupa yang menyerupai lonceng. Lebih tepatnya ada 72 stupa kecil dan 1 stupa besar di puncak candi. Stupa-stupa ini digunakan sebagai penanda waktu. Pada jaman itu disebut jam matahari, di mana penduduk mengetahui waktu berdasarkan arah matahari.Yang menjadi jarum jam di Candi Borobudur adalah bayangan stupa terbesar di puncak candi. Jika kamu perhatikan, bayangan stupa besar tersebut selalu jatuh mengenai stupa di lantai bawahnya.
Candi terbesar di dunia
Selain menjadi warisan dunia versi UNESCO, Candi Borobudur juga diklaim Guinnes World Records sebagai candi terbesar di Dunia. Luas candi ini 15.129 meter persegi, dengan tinggi 42 meter dan panjang relief hingga 1 km.
Lokasi Candi Borobudur rawan bencana
Candi Borobudur dikelilingi banyak gunung seperti Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Merapi. Candi Borobudur pernah tertimbun abu vulkanik dan danau di sekitarnya berubah menjadi daratan akibat letusan Gunung Merapi sebelum ditemukan kembali pada tahun 1814. Pada tahun 2010 silam, Candi Borobudur kembali terkena dampak dari letusan Gunung Merapi yakni hujan abu vulkanik. Berkat usaha pemerintah setempat, Candi Borobudur segera dibersihkan kembali agar tidak mengalami kerusakan dan bisa dibuka kembali untuk para wisatawan.
Arsitektur yang rumit
Pada jaman dulu, membuat Candi Borobudur ini terbilang cukup rumit dan sulit. Candi 10 tingkat ini disusun menggunakan batu kecil yang jumlahnya mencapai 2 ton. Selain memiliki banyak stupa, Candi Borobudur juga memiliki pahatan relief yang menceritakan kehidupan Buddha secara detail. Arsitektur candi ini bisa dibilang lebih rumit daripada piramida Mesir.
Candi dibangun tanpa bahan perekat
Batu-batuan yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah balok vulkanik. Herannya, batu-batu tersebut disusun tanpa menggunakan bahan perekat seperti semen atau adonan lainnya sama sekali. Meski demikian, Candi Borobudur berhasil berdiri kokoh selama ratusan tahun meski sudah pernah tertimbun tanah dan mengalami gempa bumi. Beberapa penelitian mengatakan batu-batu tersebut disusun menggunakan teknik kunci batu sehingga saling mengikat satu sama lain dan tidak mudah bergeser.
Candi Borobudur ditemukan dan dipublikasikan oleh Thomas Raffles
Thomas Raffles, seorang gubernur asal Inggris yang bertanggung jawab atas Pulau Jawa ini tidak hanya berperan sebagai penemu bunga Rafflesia Arnoldii di Bogor. Beliau juga berperan atas penemuan Candi Borobudur yang sudah tertimbun tanah dan semak belukar. Setelah menemukan dan memugar kembali Candi Borobudur, beliau mempublikasikan Candi Borobudur ke seluruh dunia lewat bukunya yang berjudul The History of Java.
Relief terbanyak dan terpanjang
Di sepanjang sisi Candi Borobudur kamu akan menemukan 2672 relief yang bukan hanya hiasan semata tapi juga bercerita. 1212 relief di antaranya adalah gambaran kehidupan masyarakat dan 1460 relief lainnya menceritakan kisah kehidupan Buddha.
Asal-usul nama Borobudur
Tidak ada yang mengetahui asal-usul nama Borobudur. Namun, pihak Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa pada jaman dahulu banyak pohon tumbuh subur di sekitar candi. Kata budur sendiri berarti pohon bodhi atau pohon kehidupan. Sedangkan Raffles mengatakan bahwa Borobudur memiliki 3 makna yaitu budur yang kuno, Sang Buddha yang agung, dan Buddha yang banyak.
Upacara keagamaan
Kehadiran Candi Borobudur sangat penting bagi pemeluk agama Buddha karena candi ini dianggap sebagai kuil dan tempat ziarah agama Buddha. Hingga saat ini pun Candi Borobudur masih menjadi tempat berlangsungnya upacara keagamaan untuk merayakan Waisak.
Pernah disebut dalam Kitab Nagarakertagama
Kitab Nagarakertagama karya Empu Prapanca yang ditulis pada tahun 1365 menceritakan tentang keberadaan bangunan suci agama Buddha yang disebut dengan nama budur. Menurut pihak pemerintah, kata budur hanya digunakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Borobudur. Jadi besar kemungkinannya bahwa budur yang dimaksud adalah Candi Borobudur.
Semoga kunjunganmu ke Candi Borobudur menjadi lebih bermakna setelah mengetahui fakta di atas ya!